JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah kembali diuji kekuatannya memasuki pekan ketiga di bulan April, Senin (14/4/2014). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan ikut memengaruhi pergerakan rupiah di tengah tarik ulurnya dana investor asing di pasar modal domestik.
Laju nilai tukar rupiah ambruk sepanjang pekan kemarin. Nilai tukar rupiah justru melemah berbarengan dengan melemahnya sejumlah mata uang Asia, terutama Yuan seiring dengan adanya potensi perlambatan di China.
Rupiah masih melanjutkan aksi jual setelah menguat dalam beberapa hari sebelumnya. Kelebihan permintaan lelang SBSN juga tidak mampu mengangkat mata uang garuda tukar. Bahkan rilis hasil hitung cepat pemilu legislatif direspon negatif.
Aksi jual pun kian tak terbendung. Padahal, menurut riset Trust Securities, saat itu terdapat sentimen positif dari pertumbuhan kredit perbankan sebesar 20-21 persen.
Di akhir pekan, aksi jual masih terjadi sehingga rupiah pun masih dalam pelemahannya. Rupiah sempat melewati target support Rp 11.325 per dollar AS.
“Rupiah pekan ini diproyeksikan. masih akan variatif berpeluang melanjutkan pelemahan kecuali jika ada sentimen tertentu lainnya yang positif. Cermati data-data regional dan masih adanya imbas dari perkembangan politik pemilu legislatif,” sebutnya.