China Panggil Dubes AS Terkait Dakwaan Peretasan

BEIJING, KOMPAS.COM – China memanggil duta besar AS, Max Baucus, terkait dakwaan Washington terhadap lima perwira militer China yang dikatakan telah terlibat dalam kasus spionase internet, kata media pemerintah, Selasa (20/5/2014).

Asisten Menteri Luar Negeri China, Zheng Zeguang, telah mengadakan pertemuan dengan Baucus pada Senin malam, lapor kantor berita resmi China, Xinhua, yang mengutip kementerian luar negeri negara itu.

Protes Beijing itu muncul setelah sebuah dewan juri federal pada Senin mendakwa lima anggota Satuan 61398 Tentara Pembebasan Rakyat China terkait tuduhan bahwa mereka mereras sejumlah komputer AS demi kepentingan sejumlah perusahaan milik negara China.

Dakwaan tersebut merupakan kasus spionase internet pertama yang pernah diajukan. Jaksa Agung AS, Eric Holder, mengatakan peretasan yang dilakukan “signifikan” dan pihaknya menuntut “tanggapan agresif.” Kejaksaan AS mengatakan lima tentara itu mencuri rahasia perdagangan dan dokumen internal dari lima perusahaan dan satu serikat buruh.

Holder mengatakan di Washington pada Senin bahwa dakwaan peretasan terhadap warga China itu merupakan yang pertama terhadap pihak “yang menginfiltrasi sasaran komersial Amerika melalui internet. Holder menyebutkan korban peretasan tentara China itu adalah Westinghouse Electric, US Steel, Alcoa Inc, Allegheny Technologies, SolarWorld dan serikat buruh, Steelworkers Union.

“Dugaan peretasan itu dilakukan tanpa alasan lain kecuali keuntungan untuk perusahaan negara dan kepentingan lain di China dengan kerugian yang ditimbulkan terhadap bisnis di Amerika Serikat,” kata Holder.

Dalam dakwaan yang diajukan di Pennsylvania, pusat industri baja Amerika, Amerika menyebut Wang Dong, Sun Kailiang, Wen Xinyu, Huang Zhenyu, dan Gu Chunhui, perwira di Unit 61398 Tentara Pembebasan Rakyat China sebagai terdakwa.

China sebelumnya menyanggah telah meretas Amerika. Kementerian Luar Negeri China menyebut dakwaan AS itu “tidak masuk akal” dan telah menghentikan kegiatan sebuah kelompok kerja dunia maya bilateral yang diumumkan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, ketika ia mengunjungi Beijing bulan lalu.

China juga mengatakan, mereka menghadapi serangan yang sama. Beijing menuduh AS munafik karena Washington telah melakukan pemantauan di seluruh dunia.

Xinhua, Selasa, mengutip seorang juru bicara Kantor Informasi Internet Negara China yang menyebut AS merupakan penyerang terbesar bagi internet China. Kantor berita itu mengutip data dari sebuah pusat jaringan resmi China yang menunjukkan bahwa dari pertengahan Maret sampai pertengahan Mei, “total ada 2.077 jaringan Trojan horse atau server botnet di AS yang secara langsung mengendalikan 1,18 juta host computers di China”.